Sumber Bisnis untuk Wedding Entrepreneur

Kiat Bisnis : Relasi dengan Klien

10 Karakter Klien yang Sulit dan Cara Menghadapinya

[[ 1525125600 * 1000 | amDateFormat: 'll']] | 4,183 kunjungan

Fotografi: Rawpixel

Dalam industri pernikahan, entah Anda menawarkan produk atau jasa, menemui klien yang sulit adalah sesuatu akan terjadi. Dalam situasi sulit sekalipun, sebagai vendor terpilih Anda harus mempertahankan hubungan sehingga kepercayaan klien terhadap Anda tetap terjalin. Di bawah ini kami telah menuliskan 10 karakter klien sulit dan bagaimana mengatasinya. Dengan mengikuti kiat-kiat ini, kami yakin Anda dapat mengatasi situasi negatif dan tetap memfokuskan diri dalam menyusun pernikahan impian mereka.

Klien yang terus menawar harga

Meskipun sangat normal bagi seorang klien untuk meminta harga terbaik, terkadang mereka menawar harga yang tak masuk akal. Sebagai wedding planner, Hilda mengungkapkan satu hal penting, yakni negosiasi yang jelas dan transparan, sehingga klien Anda benar-benar tahu kemana uang Anda dialokasikan. "Edukasi para klien. Seringkali mereka tidak mengetahui harga pasaran. Jadi, menjelaskan harga pasar serta membandingkannya dengan ekspektasi dan anggaran mereka mungkin akan membantu Anda," Hilda berkata.

BEST-THING-TO-DO: Persiapkan daftar hal-hal yang akan mereka terima untuk harga yang harus mereka bayarkan. Setelah kesepakatan disetujui, lakukan bagian Anda dengan benar dan semestinya.

Ekspektasi yang tidak realistis

Situasi ini biasanya terjadi ketika klien memiliki ekspektasi tinggi, yang melebihi layanan seorang vendor. Situasinya dapat menjadi lebih buruk Anda pun tidak jujur dan realistis dari pertemuan awal. Kuncinya adalah untuk tidak melebih-lebihkan produk atau layanan Anda dan tidak langsung mengiyakan setiap permintaan dari para klien. Namun, tetap optimis pada tujuan Anda, yaitu untuk memberikan yang terbaik bagi sang klien.

BEST-THING-TO-DO: Berkomunikasilah secara teratur dengan klien Anda dan berilah laporan jika ada sesuatu yang berubah dari paket yang telah disetujui.

Ketika orang tua mengambil alih

Pertama, sangatlah wajar jika Anda memihak pada pendapat orang tua klien, namun ingatlah bahwa klien Anda merupakan priorotas utama, Karena itu, sebelum membuat sebuah keputusan, pastikan klien Anda mengetahuinya dan mensupervisi keputusan tersebut.

BEST-THING-TO-DO: Selalu komunikasikan pada klien jika ada permintaan dari pihak keluarga, dan biarkan sang klien yang memutuskan.

Klien yang ragu-ragu

Ini adalah permasalahan paling umum namun paling membuat frustrasi. Jeanette Anandajoo dari Makeup by Jeanette memberi kami pendapatnya tentang membantu para klien yang ragu-ragu, "Saya memberi mereka pilihan dan mengajukan pertanyaan yang mengarah pada keputusan. Opsi-opsi ini akan membuat mereka lebih mudah untuk mengambil keputusan akhir."

BEST-THING-TO-DO: Berikan edukasi pada klien dan buatlah percakapan tentang topik terkati. Anda juga dapat menceritakan pengalaman masa lalu dan proyek-proyek lampau. Semoga, sang klien akan menceritakan dengan sendirinya apa yang menjadi titik keraguan, kemudian bantulah ia menyelesaikannya.

Kendala budaya

Mendapatkan proyek dari luar negeri dengan klien lokal dapat menjadi hal yang menyenangkan. Namun demikian, kelancaran Bahasa dan perbedaan budaya dapat menjadi penghalang dalam kasus ini. Untuk kendala Bahasa, selalu gunakan komunikasi berbasis teks seperti email dan chat. Di sisi lain, jika Anda harus cukup sering bertatap muka dengan klien, Anda harus menyampaikan inti pembicaraan dengan singkat namun jelas. Jika ada perbecaan budaya, jangan takut untuk bertanya dan lakukan penelitian tentang budaya lokal sang klien sebelum melakukan pertemuan pertama.

BEST-THING-TO-DO: Mintalah bantuan dari seseorang yang dapat berbicara dalam bahasa tersebut untuk membantu Anda di sepanjang proyek atau mencari penerjemah freelance jika Anda memiliki anggaran tambahan.

Klien yang tidak percaya pada Anda

Tentu situasi yang sulit jika Anda diperhadapkan dengan klien yang tidak percaya pada setiap tindakan Anda. Dalam situasi ini, komunikasi dua arah menjadi kunci dan usahakan untuk bertemu sebanyak mungkin dengan sang klien, dengan cara ini mereka akan merasa lebih terhubung dengan Anda.

BEST-THING-TO-DO: Bersabarlah saat meyakinkan bahwa Anda dan klien sedang berusaha untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu pernikahan impian bagi sang klien.

Klien yang clingy

Meskipun Anda harus tetap berhubungan dengan klien, penting juga untuk diingat bahwa harus ada batasan tertentu dalam mengakomodasi keinginan dan kebutuhan mereka, apalagi jika mereka kerap menghubungi Anda di waktu yang tak terduga. Itu sebabnya, Anda harus bersikap tegas dalam menginfokan jadwal kerja dan buatlah pesan serta laporan Anda sejelas mungkin supaya sang klien tak merasa harus terus menerus mengganggu Anda.

BEST-THING-TO-DO: Kecuali dalam situasi darurat, jangan terlalu cepat membalas pesannya. Apalagi jika sang klien mulai berlebihan. Misalkan: menghubungi Anda tiap setengah jam dan bertanya pendapat Anda tentang sesuatu yang sudah di luar porsi kerja Anda.

Perkelahian antar pasangan

Adalah yang wajar bagi pasangan untuk berselisih paham dari waktu ke waktu. Namun situasi dapat menjadi tak nyaman jika mereka berkelahi tentang sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan Anda, khususnya jika Anda berada di sana untuk menyaksikannya! Tawarkan solusi efektif sebagai jalan tengah. Namun, ketika kedua pasangan bertengkar karena masalah pribadi, bersikaplah seprofesional mungkin dan tetaplah netral.

BEST-THING-TO-DO: Jadilah pendengar baik tanpa memihak dan beri waktu bagi mereka untuk menyelesaikan konflik dengan sendirinya.

Terlalu mengendalikan

Beberapa klien kadang terlalu mengontrol dan ingin mengambil setiap keputusan yang ada. Sebagai vendor, Anda tidak perlu bertindak seperti psikolog yang mencoba mengevaluasi sikap mereka atau berusaha menyenangkan mereka dengan mengiyakan setiap permintaan. Tetap tegas namun rendah hati. Biarkan sang klien melihat bahwa Anda mengerti apa yang Anda lakukan.

BEST-THING-TO-DO: Tanyakan pertanyaan spesifik untuk mendapat jawaban spesifik dan hanya iyakan permintaan yang Anda dapat lakukan. Jika Anda tak dapat melakukan permintaan mereka, jelaskan posisi Anda dan jangan berdebat.

Sifat yang buruk

Baik tindakan agresif verbal atau nonverbal, Anda harus menjaga ketenangan dan profesionalisme dalam situasi yang tidak menyenangkan ini. Kecuali hal itu terjadi karena kesalahan Anda, tidak perlu minta maaf terlalu banyak karena Anda akan tampak lemah.

BEST-THING-TO-DO: Utamakan pernikahan tersebut. Tetap fokus pada tujuan Anda. Jangan masukkan dalam hati segala hal buruk yang dilakukan klien pada Anda. Melainkan, berempatilah dengan masalah tersebut dan temukan solusi yang adil agar masalah dapat terselesaikan.

Bagaimana tanggapan Anda jika salah satu dari situasi ini terjadi? Beri tahu kami tentang pengalaman Anda dalam menangani karakter klien yang sulit dan bagikan kiat Anda untuk menghadapi situasi tersebut pada kolom komentar di bawah ini!

Ikuti Percakapan
BACA [[blogCommentsCtrl.commentsMeta.total]] Komentar
[[ comment.createdAt | amDateFormat: 'll | HH:mm']]

[[comment.account.data.accountable.data.businessName]] [[comment.account.data.accountable.data.fullName]]

[[ comment.content | extractEmoji ]]