Tips Menghadapi Klien yang Marah (dan Mungkin Menyebalkan)
[[ 1635735600 * 1000 | amDateFormat: 'll']] | 11k kunjungan
Bekerja di industri pernikahan mengharuskan Anda bertemu dengan banyak pihak yang memiliki keinginan serta latar belakang yang berbeda. Klien akan datang silih berganti dengan kemauan dan suasana hati yang tidak terduga. Mereka bisa saja antusias pada awalnya untuk membahas segala kebutuhan bagi persiapan pernikahan, namun suasana hati yang tidak menentu dan cemberut di wajah mereka menjelang hari besar tiba, juga tidak bisa dihindari.
Hanya ada dua hasil ketika Anda mencoba menenangkan klien yang sedang marah, membuat mereka lebih marah, atau sebaliknya, bisa kembali mencairkan suasana dan memperbaiki hubungan. Semua tergantung bagaimana Anda memosisikan diri dan memberikan treatment yang tepat kepada klien. Bridestory akan membagikan beberapa tips untuk membantu Anda mengatasi klien yang sedang marah agar suasana kembali hangat.
- Lupakan Ego Anda dan Minta Maaf
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memohon maaf terlebih dahulu atas ketidakpuasan yang dialami klien Anda. Jangan sungkan untuk meminta maaf meskipun klien tidak mengeluh adanya kekurangan atau kesalahan. Terkadang masalahnya bisa sangat kecil sehingga Anda tidak berpikir itu bisa menjadi masalah besar, tetapi ingatlah bahwa calon pengantin akan menjadi lebih rewel, terutama saat mendekati hari pernikahan, karena tentunya mereka menginginkan pernikahannya sesempurna mungkin.
- Dengarkan Dahulu, Baru Berbicara
Secara alami, klien yang marah ingin Anda memahami mengapa mereka marah. Jika Anda bertemu langsung dengan mereka untuk menyelesaikan masalah, jangan menyela saat mereka masih melampiaskan amarahnya. Dengan memotong ucapan mereka, Anda mungkin tampak seperti benar-benar mengabaikan rasa frustrasi mereka. Dan, kemarahan mereka bisa saja semakin membesar, menjadi lebih buruk. Dalam kasus lain, jika Anda menanganinya secara daring, pastikan tanggapan Anda profesional, singkat, dan akomodatif. Hindari menjadi sulit untuk berkomunikasi dan menyelesaikan masalah hanya karena klien tidak ada di depan Anda.
- Berempati dengan Klien
Empati mungkin terdengar klise, namun sangat diperlukan di saat situasi tidak menyenangkan. Gunakan nada bicara yang baik saat berkomunikasi dengan mereka. Mulailah dengan menjaga kontak mata dan memberikan gerakan empati dan komentar seperti mengangguk sambil mengatakan, "Saya benar-benar memahami perasaan Anda. Saya juga akan melakukan hal yang sama, jika itu terjadi pada pernikahan saya". Biarkan mereka tenang dan buat percakapan mengalir dengan menunjukkan minat yang tulus untuk menemukan penyebab masalah, sehingga Anda dan klien dapat menemukan jalan tengah.
- Jangan Mengambil Hati Perkataan Klien
Seringkali perkataan atau komentar ofensif dari klien yang marah tidak terkendali bisa membuat hati terluka. Cobalah untuk tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif, Anda bisa menganggapnya sebagai ujian dan kritik membangun yang dapat membantu meningkatkan bisnis Anda dan keterampilan manajemen dalam menghadapi pelanggan. Lagipula, menjalankan bisnis tidak akan selalu mulus. Ingatlah bahwa semakin tinggi pohon, semakin kuat angin yang akan menerpa.
- Jangan Berjanji Berlebihan
Hal penting lainnya, yaitu jangan membuat janji yang tidak bisa Anda tepati hanya karena Anda ingin mereka bahagia dan untuk mencegah mereka menyebarkan kata-kata buruk tentang Anda. Bahkan jika Anda berpikir kesalahan itu bukan hanya di pihak Anda, terkadang pemahaman dan kesediaan Anda untuk mengakui kesalahan saja sudah cukup untuk klien yang kecewa. Jadi jangan memberikan solusi yang tidak bisa Anda realisasikan.
- Minta Maaf Lagi, dan Berterima Kasih Kepada Mereka serta Perbaiki Hubungan Anda
Lebih baik mengetahui apa yang salah daripada tidak mengetahui sama sekali akan masalah telah terjadi, jadi berterima kasihlah kepada klien Anda atas kemarahan dan kejujuran mereka dalam menyampaikan apa yang mereka rasakan. Dengan cara ini Anda juga bisa memberi penjelasan untuk memperbaiki persepsi mereka tentang Anda, dan bahkan membuat mereka lebih tertarik pada Anda setelahnya.
Meredakan klien yang marah layaknya seperti memperbaiki jembatan yang rusak - Anda bisa gagal atau berhasil saat membangun kembali. Bukan hal yang mudah untuk bisa kembali berhubungan dengan mereka, karena Anda perlu memerhatikan tindakan yang Anda ambil. Hindari janji yang berlebihan dan jangan pernah meremehkan situasi yang ada. Saat percakapan dan diskusi berlangsung, yakinkan mereka bahwa Anda dapat memahami apa yang mereka rasakan apabila di posisi yang sama dan akan menanyakan hal yang sama pula. Akhirnya, keterampilan manajemen klien Anda akan mencerminkan profesionalisme Anda sendiri kepada para klien.
[[comment.account.data.accountable.data.businessName]] [[comment.account.data.accountable.data.fullName]]
[[ comment.content | extractEmoji ]]