Yang Harus Anda Ketahui tentang Bisnis Pernikahan Sustainable dan Ramah Lingkungan
[[ 1558404000 * 1000 | amDateFormat: 'll']] | 4,656 kunjunganSeperti apa bisnis pernikahan sustainable/ethical?
Sandrachile, penyedia jasa fotografi dan perlengkapan pernikahan yang ramah lingkungan, mendefinisikan bisnis pernikahan sustainable sebagai bisnis yang memberikan jasa atau produk pernikahan yang secara bersamaan juga bertanggung jawab pada dampak sosial sehingga pengantin, sebagai klien, bisa merasa sangat bersyukur karena bisa berkontribusi kembali kepada alam dan lingkungan sosial.
Saat ini bisnis pernikahan sustainable sedang naik daun di dunia Barat dan tidak dipungkiri tren ini akan segera merambah Asia. Ahli tren dari Etsy, Dayna Isom Johnson, mengatakan bahwa terdapat 107,000 pencarian dengan kata kunci "eco-friendly bridal items" hanya dalam empat bulan terakhir. Ketertarikan pasangan untuk bekerja sama dengan vendor pernikahan sustainable jelas meningkat, terutama busana pernikahan. Sebagai salah satu industri yang menyumbang polusi tertinggi di dunia, industri fashion kini semakin didominasi dengan tren membeli pakaian bekas layak pakai. Menurut Google, dalam lima tahun terakhir, pencarian kata kunci "used wedding dress for sale" telah meningkat 100%.
Pencarian gaun pengantin pre-loved di dunia maya memang naik drastis. Hal ini dibuktikan oleh Lyst, situs mesin pencarian produk fashion, yang membeberkan jika pencarian gaun pengantin pre-loved meningkat 93% di tahun lalu. Sementara itu, situs StillWhite, marketplace gaun pengantin pre-loved terbesar, juga menyetujui fenomena ini lewat data internal di bulan Februari 2019 yang mengatakan pembelian daringnya telah naik dua kali lipat selama 24 bulan terakhir.
Mengapa konsep pernikahan sustainable bisa menjadi tren?
Salah satu yang membuat bisnis pernikahan sustainable kian dicari adalah prilaku millennial yang menjadi generasi paling sadar akan dampak lingkungan hidup dan sosial*. Saat ini, pernikahan didominasi oleh pasangan milenial (lahir antara 1981 - 1996). Ada tiga hal yang membuat mereka menaruh ketertarikan pada vendor pernikahan sustainable:
- Berdampak positif pada sosial
Salah satu misi dari bisnis pernikahan sustainable adalah berkontribusi kembali pada lingkungan sosialnya dengan menjalani bisnis yang bertanggung jawab pada kesejahteraan manusia. Salah satu vendor Bridestory yang telah aktif mempraktikkan hal ini adalah Gardens of the Sun. Bahkan, merk yang berpusat di Bali ini menjadi satu-satunya desainer dan produsen cicin pertunangan di Indonesia yang dibuat dengan 100% proses ethical dan ramah lingkungan.
Meri Geraldine, pemilik sekaligus desainer kreatif Gardens of the Sun, memastikan jika semua cincin melalui proses yang berdampak lingkungan rendah dan setiap langkah dalam rantai pasokan produksinya melakukan praktik bisnis yang bertanggung jawab. Hal ini dibuktikan dengan memanfaatkan materi lokal dan memastikan para pekerjanya mendapat kesejahteraan yang layak.
- Berdampak positif pada lingkungan
Menurut The Green Bride Guide, sebuah pernikahan moderat bisa menyumbangkan 272 kg sampah dan 63 ton emisi CO2. Tentunya hal ini berdampak buruk pada lingkungan. Bisnis pernikahan sustainable banyak menawarkan vendor yang memproduksi keperluan atau jasa pernikahan yang ramah lingkungan, seperti katering bebas wadah plastik, suvenir yang proses pembuatannya tanpa limbah, hingga undangan dari kertas daur ulang.
Botanical Paperworks dari Kanada, misalnya, merancang dan mencetak undangan pada kertas yang mengandung benih tanaman. Tidak perlu dibuang, para tamu yang dikirimkan undangan bisa langsung "menanamkan" kertas pada tanah atau medium tanam lainnya. Uniknya, Botanical Paperworks juga bisa mencampurkan beberapa macam benih bunga ke dalam satu lembar kertas sehingga menghasilkan sebuah buket bunga cantik ketika tumbuh.
- Mengapresiasi kemanusiaan
Apa pun kategori vendor-nya, menjalankan sebuah bisnis pernikahan tidaklah melalui proses yang mudah. Alangkah menyenangkan jika produk dan servis dari vendor bisa dihargai lebih daripada itu.
Salah satu penyumbang limbah terbesar di industri pernikahan adalah vendor katering. Tahukah Anda jika 60% pesta perkawinan kelebihan makanan? Dan, kebanyakan dari itu sudah pasti berakhir di tempat sampah. Yang sangat disayangkan tidaklah hanya bahan-bahan makanan terbuang, namun juga tenaga manusia yang telah mengolahnya menjadi santapan lezat. Selain itu, hal ini juga terasa miris mengingat masih banyak kaum tidak mampu di luar sana yang kesulitan mendapat makanan layak.
A Blessing to Share merupakan sebuah jasa servis yang ingin mengubah hal ini. Hasil dari kerja sama Bridestory, Food Cycle, dan Grab Indonesia, A Blessing to Share menawarkan jasa untuk menampung surplus makanan di pesta pernikahan klien untuk didistribusikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Tidak hanya mengurangi dampak negatif lingkungan, namun pengantin jadi turut membantu mengurangi kelaparan dan mengimprovisasi asupan nutrisi orang-orang di sekitar.
Jika Anda tertarik memulai konsep sustainable pada bisnis pernikahan Anda, mulailah dari hal kecil. Misalnya, perencana pernikahan bisa mulai mengorganisir distribusi surplus katering atau vendor suvenir menyumbangkan sebagian dari pemesanan suvenir kepada organisasi filantrofi. Konsistensi Anda dalam menjalankannya pasti akan membuahkan hasil yang memuaskan juga.
[[comment.account.data.accountable.data.businessName]] [[comment.account.data.accountable.data.fullName]]
[[ comment.content | extractEmoji ]]