Panduan Penyajian Makanan untuk Vendor Catering
[[ 1649041200 * 1000 | amDateFormat: 'll']] | 3,411 views'Protokol kesehatan', ini menjadi kata yang paling banyak dibicarakan ketika membahas tentang adaptasi dengan situasi pandemi. Semua sektor bisnis tak hanya harus paham bagaimana pelaksanaan protokol kesehatan, namun juga mendapat pengakuan dari instansi berwajib kalau mereka menjalaninya dengan ketat. Tujuannya adalah untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna jasa.
Apalagi bagi para pengguna jasa seperti calon pengantin, penerapan protokol kesehatan menjadi standar penting. Tidak hanya agar acara resepsi pernikahan bisa digelar tapi juga demi melindungi setiap keluarga, sahabat, hingga rekan kerja yang menghadiri momen penting tersebut. Dari serangkaian acara resepsi pernikahan, menyajikan makanan kepada tamu undangan termasuk yang paling ketat menerapkan protokol kesehatan karena adanya interaksi langsung dengan tamu undangan. Belum lagi pembatasan durasi pelaksanaan resepsi pernikahan menambah tantangan dalam menyajikan makanan.
Akreditasi dari Instansi Terpercaya Jadi Acuan Apakah Protokol Kesehatan Diterapkan Sesuai Standar
Lalu muncullah pertanyaan, bagaimanakah caterer atau penyaji makanan di resepsi pernikahan beradaptasi pada situasi pandemi yang dibatasi oleh serangkaian protokol kesehatan? Tantangan apa saja yang dihadapi caterer resepsi pernikahan selama pandemi dan bagaimana mengatasinya?
Menurut Director of Marketing Communication The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Andreas Winfrey, elemen penting dalam beradaptasi pada situasi pandemi adalah menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan konsisten. Ia menyebutkan protokol kesehatan tidak hanya dilakukan pada saat resepsi pernikahan berlangsung tapi juga sebelumnya dan melibatkan seluruh elemen penyelenggara. Salah satu wujud konsistensi penerapan protokol kesehatan ditunjukkan The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, dengan mengikuti proses penilaian yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta. "The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, dengan bangga menjadi salah satu hotel di Jakarta yang lolos penilaian ketat terhadap protokol kesehatan dan menerima izin sah penyelenggaraan kegiatan resepsi pernikahan."
Untuk lolos penetapan tersebut, Andreas menyebutkan, The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, melalui tahap verifikasi, penilaian berkas, hingga peninjauan lapangan yang dilakukan oleh tim gabungan penilaian protokol kesehatan Disparekraf Provinsi DKI Jakarta. "Terdapat 64 poin protokol kesehatan yang dijalankan The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place dalam resepsi pernikahan." Andreas kemudian menyebutkan protokol kesehatan mulai saat tamu pernikahan memasuki area hotel, persiapan acara, persiapan ruang resepsi, kesehatan mempelai, keluarga mempelai dan staf hotel, penyajian makanan, kesehatan wedding organizer, MC, operator, kru hiburan, penata rias pengantin, hingga tim dekorasi. "Semua penyelenggara resepsi pernikahan harus mengedepankan kenyamanan serta keamanan setiap tamu dan pekerja," tegas Andreas.
Selain penerapan protokol kesehatannya memenuhi standar Disparekraf, The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, juga disebutkan Andreas menerapkan protokol kesehatan pada dimensi kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan di seluruh area hotel sesuai panduan Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability (CHSE) di sektor pariwisata. Ini dibuktikan The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place dengan lolos audit sertifikasi CHSE Lingkup Hotel dari Superintending Company of Indonesia (Sucofindo). "Tak hanya itu, hotel juga membentuk tim Satgas Covid-19 internal dan resmi. Tujuannya secara khusus memastikan penerapan protokol kesehatan setiap saat di area hotel. Setiap pekerja telah mengikuti serangkaian pembekalan edukasi wajib mengenai pencegahan penyebaran virus dan kesehatan diri. Ada sebanyak 290 titik sentuh di seluruh hotel juga desinfeksi secara rutin," papar Andreas.
Servis Ekstra untuk Menyajikan Makanan yang Sesuai Protokol Kesehatan di Acara Resepsi Pernikahan
Karena fokus utamanya adalah kesehatan dan keselamatan pengantin beserta keluarga dan tamu undangan, maka penyaji makanan di acara resepsi pernikahan haruslah melakukan servis ekstra. Director of Catering Conference Service, Juni Hidajat menyebutkan servis ekstra kepada calon pengantin sudah dimulai jauh sebelum resepsi pernikahan berlangsung. Untuk sesi test food, The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place memfasilitasi dengan mengantarkan menu food tasting diantarkan ke rumah calon pengantin yang kemudian dilanjutkan dengan review melalui online meeting. Baru setelah pilihan menu disepakati, maka set menu food tasting dilakukan di hotel sesuai dengan protokol kesehatan. "Ini sesuai dengan peraturan pemerintah," imbuh Juni.
Lalu pada saat resepsi pernikahan berlangsung, sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku, The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, tidak menyajikan makanan dalam bentuk buffet melainkan dalam bentuk set menu atau takeaway box. Strategi ini dipilih mengingat protokol kesehatan membatasi durasi pelaksanaan resepsi pernikahan. "Pilihan set menu yang kami tawarkan adalah Chinese, Western, Indonesian, dan Food stalls serving. Penyajian makanan dalam buffet akan tersedia kembali mengikuti kondisi dan peraturan yang berlangsung."
Sean MacDougall, selaku Executive Chef di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, menjamin penyajian dan kualitas makanan tetap terjaga kualitasnya meski dalam bentuk set menu atau takeaway box. "Kami tetap menggunakan presentasi dan produk berkualitas yang sama dengan yang kami gunakan dalam penyajian plated. Namun kami tidak menggunakan bahan-bahan yang bisa memengaruhi rasa ketika makanan dikirim, seperti kelapa." Tak hanya itu, The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, juga melengkapi takeaway box dengan panduan penyimpanan serta pre-heat agar tamu undangan tetap bisa menikmati kualitas rasa yang sama seperti makan di tempat.
Pada akhirnya, Juni pun menegaskan, di tengah pandemi seperti sekarang seluruh sektor bisnis harus terus beradaptasi. Kuncinya adalah terus berinovasi dan lebih kreatif demi memberikan pelayanan, fasilitas serta kualitas terbaik tanpa mengesampingkan kenyamanan dan kepuasan pengantin, keluarga dan tamu undangan. Ini tentu menjadi prioritas, tapi menurut Juni juga sekaligus menjadi tantangan. Kata kuncinya dari menghadapi tantangan ini menurut Juni adalah terus memonitor keadaan dan perkembangan situasi, sehingga tahu langkah terbaik yang bisa dilakukan atau ditawarkan untuk memberi kenyamanan para pengantin dalam merayakan hari penting dalam hidupnya.
[[comment.account.data.accountable.data.businessName]] [[comment.account.data.accountable.data.fullName]]
[[ comment.content | extractEmoji ]]