“The Business Resource For Wedding Entrepreneurs”

Business Tips : Tips From Top Vendors

Peluang Bisnis Dekorasi dan Kiat untuk Bertahan

[[ 1639362600 * 1000 | amDateFormat: 'll']] | 4,877 views


Jika bicara tentang dekorasi, bisa dibilang ini adalah elemen utama dalam membangun momen pada satu acara. Karena dekorasi menjadi ekspresi personal dari pemilik acara atas kebahagiaan yang hendak dibagikan kepada para tamu undangan. Maka kehadiran dekorator yang mumpuni menjadi esensial, demi mengabadikan momen penting dalam keindahan dekorasi. Namun sekarang kebutuhan dekorasi yang indah tidak hanya pada acara pernikahan saja melainkan juga pada sesi foto, lamaran, aqiqah bahkan acara kantor. Alhasil, bisnis dekorasi pun semakin semarak. Lantas bagaimanakah peluangnya di masa pandemi seperti sekarang? Dan kiat apa saja yang bisa dilakukan agar tetap bertahan?

Modal awal terjun ke bisnis dekorasi, passion.


Ketika Bridestory bertanya kepada Nina Nasution modal apa yang sebaiknya dimiliki ketika hendak terjun ke bisnis dekorasi? "You have to love decoration itself," jawab Nina yang memulai debutnya sebagai dekorator pada pernikahan Kleting Titis Wigati yang digelar di Candi Borobudur pada 2016 lalu. Dekorasi yang dihasilkan Nina ketika itu sangat fenomenal, ia menggabungkan gaya bohemian dengan Javanese menjadi begitu indah.

Dengan mencintai dekorasi itu sendiri menurut Nina, maka membuat setiap desain dekorasi dilakukan dengan sepenuh hati. Alhasil, dekorasi yang tercipta akan memiliki jiwa. Tapi untuk bisa memberikan jiwa pada setiap karya, Nina mengaku selalu berdoa sebelum mendesain. "Harus melibatkan Tuhan, karena hanya Tuhan yang bisa kasih jiwa untuk setiap karya," ucapnya mantap.

Meski tidak memiliki latar belakang desain dan tidak pernah belajar tentang seni merangkai bunga, namun Nina tetap mantap terjun ke bisnis ini. Ia memulai ketika usianya 37 tahun dan semakin penasaran bahkan mendalami tentang bunga karena merasakan ini sebagai prosesnya untuk bertumbuh.

Untuk modal awal secara finansial, Nina menyebutkan sangat variatif karena tergantung pada dekorasi apa yang hendak dihasilkan. Karena itu hal pertama yang harus ditentukan adalah pasar yang mau dituju dan skala dekorasinya. Nina kemudian mencontohkan untuk dekorasi pernikahan skala kecil, modal awalnya berkisar sekitar 5-10 juta. "Ini untuk meja, kursi dan backdrop kain. Ini modal awal yang aman menurutku untuk skala dekorasi pernikahan simpel di rumah."

Mengasah kreativitas sebagai cara untuk meningkatkan skill.


Lantas, bagaimanakah Nina meningkatkan kemampuannya untuk bisa bersaing di tengah bisnis dekorasi yang berkembang dengan pesat? "Setelah memiliki kemampuan dasar merangkai bunga, yang juga harus ditambah menurut pengalaman aku adalah skill menyatukan warna." Mengapa skill ini penting? Karena bagi Nina, dengan mempelajari tentang warna maka akan membuat Anda lebih mudah untuk meramu satu rangkaian bunga lebih bervariasi.

Ada banyak cara untuk mempelajari padu-padan warna. Cara sederhana untuk belajar tentang ini adalah dari warna-warni alam. Nina mencontohkan dari bunga mawar dengan paduan warna daun yang saling melengkapi. "Misalnya saat belanja bunga, coba amati mengapa daun mawar itu warna hijaunya tidak pekat tapi keunguan. Atau, mawar putih dengan bias kuning, kalau disatukan dengan warna putih plain maka bias kuningnya akan semakin terlihat. Sekali kita sudah mempelajari warna, maka akan lebih mudah untuk membuat rangkaian." Pinterest dan YouTube juga bisa menjadi media belajar yang murah dan mudah untuk para dekorator untuk meningkatkan kemampuannya.

Lantas, perlukah dekorator memiliki ciri khas atas karya-karya yang dihasilkan, sebagai cara untuk bertahan di persaingan yang ketat? Menurut Nina, setiap dekorator memiliki ciri khas atau "tanda-tangan" yang Tuhan letakkan sebagai talenta, tanpa harus dikreasikan sendiri. "Setiap dekorator sudah punya 'nyawa' dan gayanya masing-masing. Ini kenapa semakin banyak dekorasi yang kita buat akan menguntungkan klien karena mereka bisa memilih sesuai tema yang diinginkan." Nina sendiri mengaku tidak mengetahui apa yang menjadi ciri khas dari dekorasinya, tapi beberapa teman dekatnya bisa membedakannya.

Bisnis dekorasi yang menjamur tentu menciptakan peluang yang besar. Tapi bukan berarti bisnis ini hadir tanpa tantangan. Bagi Nina tantangan terbesar dari menjalani bisnis ini adalah menjaga stamina. Karena pekerjaan mendekorasi sangat menguras tenaga dan seringkali dikerjakan pada tengah malam, maka dekorator haruslah menjaga kesehatan tubuhnya agar tetap bisa berkarya. "Siapa sih yang dengan rela hati begadang untuk pekerjaan yang berat kalau bukan karena passion?"

Semasa pandemi ini, hambatan yang juga dialami para dekorator adalah, ketersediaan bunga. Karena selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak memperbolehkan adanya acara yang melibatkan banyak orang, maka para petani bunga lokal pun berganti profesi menjadi petani sayur. Bunga dari luar negeri pun sempat tidak bisa masuk karena perbatasan ditutup. "Tak hanya dari bahan bunga saja, bahan lain seperti cat bunga, moss, pun terbatas. Kalaupun ada harganya menjadi sangat tinggi. Ini kenapa harga dekorasi itu sangat fluktuatif."

Meski begitu, Nina selalu percaya selalu ada jalan untuk bertahan. "Karena keterbatasan seringkali membuat kita justru menjadi kreatif. Alhasil menemukan cara lain." Kreativitas ini justru diyakini Nina menghasilkan peluang baru. "Karena kita mencari jenis bunga atau daun yang lain. Akhirnya, petani yang dulu bunga atau daunnya tidak dipernah dipakai untuk dekor, sekarang jadi dibutuhkan." Bagi Nina menjadi seorang dekorator dan florist artist, adalah spiritual journey. "Buat aku, bisnis ini melatih untuk sabar. Once kita sudah tahu ini adalah jalan yang sudah Tuhan sediakan buat kita, maka tantangan apapun akan bisa dihadapi, selama kita tahu tujuan kita melakukan ini."

Join The Conversation
Read [[blogCommentsCtrl.commentsMeta.total]] Comments
[[ comment.createdAt | amDateFormat: 'll | HH:mm']]

[[comment.account.data.accountable.data.businessName]] [[comment.account.data.accountable.data.fullName]]

[[ comment.content | extractEmoji ]]