Pentingnya Sketsa Tiga Dimensi dalam Pembuatan Desain Dekorasi Pernikahan
[[ 1631671200 * 1000 | amDateFormat: 'll']] | 12k views
Fotografi: Jejakurcaci
Gambar tiga dimensi merupakan salah satu media yang digunakan untuk menuangkan konsep visual sekaligus sebagai alat komunikasi. Hal ini meliputi ukuran panjang, lebar, tinggi, serta kedalaman dari objek yang akan diimplementasikan. Sketsa yang dibuat dalam bentuk tiga dimensi akan terlihat lebih realistis karena memiliki ruang layaknya benda asli. Selain itu, kapasitas 3D modelling juga dapat memproyeksikan ruang, objek, cahaya, hingga material untuk mempertajam gambaran dari desain itu sendiri.
Studio Manager dan Floral Designer dari Studio Kure-Kare-Ka, Faza Syadzwina, menyampaikan betapa pentingnya metode modelling untuk memaksimalkan desain yang ada. "Proses modelling gambar akan membantu dalam pembentukan model yang baru (new form) berkat simulasi pada perangkat komputer yang figuratif. Dengan keunggulan ini, desain tiga dimensi bermanfaat untuk mencegah adanya miskomunikasi antara Anda dengan klien," tuturnya lugas. Mengamini pernyataan Faza, sang Principal Designer, Taufik Muhammad, juga memberikan insight terkait kelebihan dari metode ini. "Penggunaan 3D Modelling pada proses design akan lebih meminimalisir perbedaan antara design dan implementasinya."
TAHAP-TAHAP PENGAJUAN DESAIN KEPADA KLIEN
Tim dari Studio Kure-Kare-Ka menjabarkan proses pengajuan desain ke dalam tiga tahap, di mana dalam setiap tahapannya akan diakhiri dengan approval dari klien.
Pertama-tama, vendor akan melakukan sesi wawancara terlebih dahulu kepada calon pengantin mengenai konsep acara, value interest, gedung pernikahan, hingga waktu acara. Hal ini dilakukan guna mendapatkan gambaran besar seperti apa resepsi yang akan dilaksanakan. Kemudian, breakdown layout dari lokasi acara pun dilakukan dengan mencari spot yang potensial untuk dieksplorasi. "Satukan setiap spot tersebut menjadi sebuah flow yang nantinya dilalui oleh tamu undangan," jelas Taufik.
Pada tahap kedua, gambaran besar yang telah didapat akan dikerucutkan ke dalam skala yang lebih khusus. Desainer akan mengembangkan ide kreatif dari berbagai detail dan figuratif yang terdapat pada gambaran besar acara resepsi. Hasilnya, proses tersebut akan diinterpretasikan ke dalam bentuk moodboard dan layout. "Selain itu, kami juga mengajukan beberapa bentuk-bentuk instalasi, konsep rangkaian bunga, hingga properti yang akan digunakan sebagai referensi. Lalu, mencoba untuk melakukan gambaran kasar ketika semua itu ada di dalam satu layout," ungkap Faza.
Terakhir, proses finalisasi menjadi tahapan penutup dari rangkaian workflow pembuatan desain ini. Sang desainer kemudian akan memberikan gambar tiga dimensi dari desain yang telah disetujui oleh klien. Faza menambahkan bahwa timnya kerap memberikan material grafis sebagai pemanis. "Tujuannya adalah agar acara tersebut memiliki arahan yang jelas dari gambaran besar ke gambaran kecilnya."
Rekomendasi Software Pilihan untuk Sketsa 3D
Ragam aplikasi sketsa 3D kerap digunakan oleh para dekorator andal seiring dengan kebutuhan dan materi desain yang diinginkan. Umumnya, desainer akan menggunakan lebih dari satu tools guna memaksimalkan kualitas gambar yang mereka buat, mengingat setiap software-nya memiliki keunggulan dan juga fitur yang berbeda-beda. Berikut beberapa aplikasi pilihan yang bisa Anda gunakan sesuai jenis visualnya.
- 3D Modelling High Poly (3dsmax, Maya, Blender)
- 3D Modelling Low Poly (Google Sketchup)
- 2D Vector ( Adobe Illustrator, Coreldraw)
- 2D Bitmap (Adobe Photoshop)
- Rendering (Vray, Corona, Octane, RedShift)
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PROSES PEMBUATAN SKETSA 3D
Untuk vendor dekorasi, ada beberapa hal penting yang perlu Anda tanyakan kepada pihak venue maupun calon pengantin sebagai bahan pertimbangan awal, mulai dari bagian mana saja yang akan dibuat instalasi, format layout yang dimiliki oleh venue, hingga mencari tahu apakah lokasi tersebut memiliki layout yang presisi dan akurat. "Untuk venue yang tidak memiliki layout yang presisi, kami akan mengirim supervisi untuk mengukur dan membuat denah bangunanya," tutur Taufik.
Keduanya percaya bahwa di dalam instalasi yang bagus, terdapat peran interior venue yang saling melengkapi nilai dari desain tersebut. Jadi, mencari spot terbaik dari lokasi pernikahan adalah kunci utama bila Anda ingin instalasi yang dibuat terlihat stand-out satu sama lain. Jangan lupa untuk mengetahui do's and don'ts yang diberlakukan oleh pihak venue. Hindari terlalu berfokus kepada estetika hingga mengabaikan aturan yang ada. Usahakan agar pemasangan instalasi juga tidak mengganggu aktivitas dari vendor-vendor lain, seperti akses servis loading dock, katering, dan toilet umum.
Terkadang, banyak dari calon pengantin yang masih bingung dengan preferensi desain yang mereka inginkan. Demi mencegah perubahan tiba-tiba yang dilakukan oleh klien, Taufik menyarankan kepada para dekorator untuk menyajikan dua opsi desain pada tahap awal. Hal ini dilakukan guna menjembatani isi kepala vendor dan klien agar terus berada dalam satu frekuensi yang sama.
CARA MENGHADAPI TANTANGAN DI TENGAH KONDISI PANDEMI
Seperti yang telah diketahui, industri pernikahan adalah salah satu sektor yang paling terdampak selama pandemi Covid-19. Banyak rencana yang harus terhambat akibat pembatasan sosial berskala besar yang terus diberlakukan. Selaku principal designer, Taufik pun ikut membagikan tantangan yang dihadapinya dalam proses pembuatan desain kreatif. "Kami kerap mendapati klien yang mendadak pindah venue, padahal proses design sudah menuju final. Untuk menangani hal ini, biasanya kami akan melakukan diskusi mendalam terlebih dahulu. Karena bagaimanapun juga, kami ditantang untuk tetap dapat memberikan hasil terbaik bagi klien-klien kami," tutupnya.
[[comment.account.data.accountable.data.businessName]] [[comment.account.data.accountable.data.fullName]]
[[ comment.content | extractEmoji ]]