“The Business Resource For Wedding Entrepreneurs”

Business Tips : Tips From Top Vendors

Sustainable Wedding Ideas: Menciptakan Instalasi Bunga Pernikahan nan Indah yang Minim Sampah

[[ 1641265200 * 1000 | amDateFormat: 'll']] | 8,073 views


Dekorasi atau instalasi bunga pada acara pernikahan bisa dibilang semacam "mantra", karena instalasi bunga yang dibuat merupakan artikulasi kebahagiaan para calon pengantin dalam berbagi momen penting. Tapi tahukah Anda, kalau ternyata di balik instalasi bunga yang indah itu menyimpan material berbahaya yang bisa merusak lingkungan?

Bahaya di Balik Floral Foam

Adalah floral foam yang banyak digunakan untuk menjadi dasar dari setiap dekorasi atau instalasi bunga. Sebelum dipakai para florist biasanya akan merendamnya berjam-jam agar bunga dan dedaunan lebih mudah untuk ditancap. Tak hanya itu, setelah dipakai floral foam sering kali dibuang begitu saja ke aliran sungai. Proses perendaman dan pembuangannya ke aliran sungai akan membuat material floral foam jadi lebih mudah terurai. Dan menurut Dr. Ian Musgrave, Farmakologi Molekuler dari University of Adelaide, material floral foam yang terurai itu akan membahayakan organisme di aliran sungai. Floral foam bisa jadi tertelan oleh ikan-ikan yang tentu membahayakan ekosistem sungai. Tak hanya itu, serpihan floral foam yang terhirup florist ketika merangkai bunga juga bisa berbahaya.

Tentu Anda bertanya, memang terbuat dari apakah floral foam? Jawabannya adalah phenol-formaldehyde yang merupakan salah satu bahan baku pembuat plastik yang bersifat karsinogenik alias berpotensi memicu terjadinya kanker. Dan selesai acara resepsi pernikahan digelar maka floral foam menjadi salah satu produk sampah yang sangat banyak. Lantas, adakah solusi untuk membuat instalasi bunga yang Anda dan pasangan pilih di hari pernikahan tidak membahayakan lingkungan?


Sustainable Wedding Installation Memiliki Potensi Profit yang Besar

Sustainable wedding installation atau instalasi pernikahan yang ramah lingkungan adalah jawabannya. Konsep instalasi bunga atau dekorasi ini adalah memastikan minim sampah, dapat di daur ulang, dan berkelanjutan. "Pada satu event, maksimal kami hanya menghasilkan dua kantong sampah. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan penggunaan floral foam. Adapun dua kantong sampah yang dihasilkan bentuknya adalah potongan batang dan daun, sehingga bisa dijadikan kompos. Dan kebun kami menggunakan kompos ini," cerita Wangi M. Susilo, Floral Architect & Co-Founder Saat Mekar, ketika dihubungan Bridestory beberapa waktu lalu.

Lantas, material apa yang digunakan untuk menggantikan floral foam agar bunga atau daun bisa menempel dengan baik? "Agra wool! Bisa juga menggunakan vas atau vessel sehingga semua bunga yang dipakai langsung bersentuhan dengan air." Bahkan menurut Sekar, secara instalasi dengan tidak menggunakan floral foam maka rangkaian bunga terlihat lebih fluffy, cantik dan natural.

Selain itu, dengan tidak menggunakan floral foam dalam setiap instalasi bunganya maka lebih hemat. Harga floral foam adalah 150-250 ribu per kotak. Tak hanya dari segi finansial, secara pengerjaan waktu pun lebih ringkas. Jika menggunakan floral foam para perangkai bunga perlu merendamnya selama berjam-jam, maka pada sustainable wedding installation yang diperlukan hanyalah air. "Tinggal cari kamar mandi, cari keran air, dan isi vas-vas bunganya dengan air," Wangi menjawab dengan antusias seraya menyebutkan Saat Mekar sudah secara konsisten tidak menggunakan floral foam selama 1,5 tahun ini.


Selesai acara, air yang ada di dalam vas bisa dibuang ke tanah sehingga bisa didaur ulang. Tak hanya air, sisa potongan daun atau batang akan didaur ulang menjadi kompos. Ditambah lagi para tamu undangan yang membawa pulang bunga-bunga dari instalasi ikut senang karena bunganya masih segar. "Kita juga senang karena pulang tinggal bawa vas atau vessel-nya saja."

Itu mengapa bagi Wangi dan timnya, kepuasan dari menjalani bisnis berkonsep ramah lingkungan ini adalah kepuasan personal. "We feel great completely. We are feeling proud about it. Tanpa floral foam, bunga yang kita pakai itu tetap sehat, bagus dan dekorasi yang kita hasilkan lebih maksimal," jawabnya antusias.

Saat ini memang lebih banyak intimate wedding yang menggunakan sustainable wedding installation. Dan pandemi membuat konsep pernikahan semakin intimate, namun menurut Wangi, belakangan mulai datang juga permintaan dari para klien dengan jumlah tamu yang banyak di ruang yang cukup besar. "Meski ruangannya besar, kami tetap berkomitmen dan konsisten untuk tidak menggunakan floral foam. Kami sangat bangga akan hal ini."

Tantangan Menjalani Sustainable Wedding Installation

Jika bicara tentang tantangan menjalani bisnis ini, Wangi bercerita di tahun-tahun pertama adalah belum banyaknya klien yang mengerti tujuan dari bisnis ramah lingkungan ini. "Tentu ini berimbas ke target market. It was actually hard for the first year we did this business. Tapi ketika kita sudah punya target marketnya, kita tahu aim-nya ke mana, desain kita akan jadi seperti apa dan kita puas dengan itu. Maka cara mengatasinya adalah dengan mengedukasi pelan-pelan ke klien, calon klien dan teman-teman di media sosial." Saat Mekar dengan aktif berbagi tips bahkan membagikan ulang unggahan dari para sustainable florist. Tujuannya agar semakin banyak yang memahami filosofi merangkai keindahan bunga sambil melindungi bumi.


Dan bagi Wangi, bisnis ini juga membentuk timnya menjadi orang yang tidak hanya kreatif tapi juga solutif. "Karena kita harus benar-benar memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar. Sustainable wedding installation bukanlah sebuah tren melainkan gaya hidup untuk menciptakan perubahan yang lebih baik untuk lingkungan." Ini mengapa Saat Mekar juga melatih semua pekerjanya untuk memperlakukan bunga-bunga dengan hati-hati. Bunga dibawa tidak dengan ditumpuk-tumpuk langsung ditancap-tancap. No. We didn't do that. We don't do that. Jadi kita benar-benar potongnya rapi, lalu dimasukkan ke dalam vas bunga atau wedding backdrop-nya. "Kami melatih seluruh pekerja untuk menjadi karakter tim yang solutif dan kreatif." Demikian Wangi memaparkan.

Inilah mengapa bagi Wangi, modal dasar menjalani bisnis ini bukanlah uang melainkan komitmen. "Kalau uang memang diperlukan untuk membeli barang-barang. Tapi komitmen akan menjadikan kita konsisten menerapkan sustainable wedding installation." Adapun barang-barang wajib yang harus dimiliki pelaku bisnis ini adalah vas, dari berbagai macam bentuk dan ukuran karena mereka dibuat sesuai kebutuhan instalasi bunga.

Join The Conversation
Read [[blogCommentsCtrl.commentsMeta.total]] Comments
[[ comment.createdAt | amDateFormat: 'll | HH:mm']]

[[comment.account.data.accountable.data.businessName]] [[comment.account.data.accountable.data.fullName]]

[[ comment.content | extractEmoji ]]