Tips Mengatur Keuangan untuk Pelaku Bisnis Wedding Organizer
[[ 1661824800 * 1000 | amDateFormat: 'll']] | 2,356 viewsMenjalankan bisnis wedding organizer tidak hanya membutuhkan passion atau semangat menghadapi gemerlapnya industri pernikahan. Pelaku bisnis wedding organizer juga harus memiliki kecakapan dalam mengatur keuangan. Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak dua tahun lalu, semakin menyadarkan banyak pelaku industri pernikahan pentingnya memiliki "dana darurat" sebagai salah satu tips untuk bertahan.
Akreditasi: Bali Wedding Paradise
Deposit klien bukanlah biaya operasional
Bagi Direktur Bali Wedding Paradise, Sinly Anfeny, sangat penting untuk menempatkan deposit yang sudah masuk sebagai dana yang tidak bisa diutak-atik sampai perhelatan pernikahan klien terlaksana tuntas. "Baik yang sudah punya badan usaha ataupun yang freelance, harus mempunyai modal untuk membiayai day to day operation and cover cost of living mereka. Jadi, sejak klien confirm the service, sampai servisnya ter-deliver, deposit klien harus disimpan. Baru setelah servis ter-deliver baru bisa di-consider itu sebagai revenue," papar Sinly kepada Bridestory beberapa waktu lalu.
Sinly sendiri berhasil membuat Bali Wedding Paradise tetap bertahan di industri pernikahan dengan segala pasang-surutnya kondisi ekonomi sejak 2008. Memang memperlakukan deposit klien bukan sebagai day to day operation cost atau biaya operasional mendatangkan tantangan besar, yaitu durasi penyimpanan yang cukup lama. "Kalau destination wedding, durasi mulai dari klien konfirmasi menggunakan jasa kita sampai servisnya terlaksana bisa satu tahun. Jadi, wedding organizer harus punya cukup modal untuk membiayai semuanya sampai pernikahannya terlaksana. Selain modal yang cukup, seorang wedding organizer juga harus disiplin dalam mengatur keuangan," jelas Sinly antusias.
Dengan rumusan keuangan tersebut, menurut Sinly menjadi salah satu tips yang membuat Bali Wedding Paradise mampu melewati masa pandemi hingga sekarang memasuki masa bangkitnya kembali industri pernikahan. Ketika pandemi terjadi, wedding organizer yang dipimpin Sinly ini tetap bisa membayar gaji karyawan tanpa memakai deposit klien yang sudah masuk. "Bahkan kami tetap bisa mengembalikan deposit tersebut ketika tamu memutuskan untuk membatalkan pernikahannya karena situasi pandemi." Lalu untuk menanggulangi kerugian selama pandemi, Sinly dan timnya berusaha menekan biaya operasional.
Akreditasi: Evermotion Photography / Bali Wedding Paradise
Pentingnya kedisiplinan dalam mengatur keuangan
Kedisiplinan dalam mengatur keuangan tidak hanya membuat neraca keuangan tetap sehat tapi juga mampu memiliki dana darurat. "Akan lebih baik memang jika memiliki dana darurat tambahan, tapi kalau deposit yang sudah diterima tidak dipakai terlebih dahulu, ini bisa dijadikan dana darurat.
Dan menjaga kedisiplinan keuangan, sambung Sinly, sangatlah bisa diwujudkan jika pelaku bisnis wedding organizer memiliki akuntan khusus. Mengapa? "Karena bisnis pernikahan ini sangat berisiko ada kebocoran, mengingat kita bekerja dengan berbagai macam venue dan vendor yang pembayarannya memiliki terminologi serta kondisi yang berbeda-beda," jawab Sinly. Maka dengan memiliki seorang akuntan, laporan rugi-laba dari setiap perhelatan yang digelar dapat dibaca secara detail. Neraca keuangan tetap aman dalam segala situasi ekonomi yang menyertai.
[[comment.account.data.accountable.data.businessName]] [[comment.account.data.accountable.data.fullName]]
[[ comment.content | extractEmoji ]]