Yang Perlu Diketahui Saat Menyelenggarakan Destination Wedding
[[ 1622080800 * 1000 | amDateFormat: 'll']] | 5,608 views
Foto oleh Calia Photography.
Destination wedding atau pernikahan destinasi adalah penyelenggaraan pernikahan di kota atau negara yang berbeda dari domisili kedua mempelai. Misalnya, pasangan asal Jakarta yang mengadakan akad nikah dan resepsi di Bali. Menyelenggarakan destination wedding telah menjadi salah satu trend pernikahan yang banyak digemari oleh para calon pengantin. Berbagai kelebihan, seperti pernikahan menjadi lebih intim karena tamu yang diundang lebih sedikit hingga calon pengantin yang dapat mewujudkan pernikahan impian yang mungkin tidak dapat terwujud jika dilaksanakan di tempat asal, membuat banyak pasangan tertarik untuk menyelenggarakan pernikahan destinasi.
Tentunya pernikahan destinasi membutuhkan usaha dan persiapan yang lebih dari pernikahan biasa agar acara dapat berjalan dengan baik dan lancar, mengingat rintangan yang dihadapi pun akan berbeda dengan pernikahan pada umumnya. Maka dari itu, para vendor diharapkan bisa membantu para mempelai dalam menyiapkan pernikahan destinasi. Dalam Bridestory Unveiled The Podcast episode 7: Destination Wedding, para pengantin, Nadia Saphira dan Tisha Kazan, sepakat bahwa hal krusial untuk menyelenggarakan pernikahan destinasi adalah pemilihan wedding organizer, wedding stylist, wedding planner, dan makeup artist. Ditambah, menurut Jessica Catalia, Senior Wedding Consultant dari Hilda by Bridestory, yang berpengalaman dalam menangani pernikahan destinasi, menjelaskan bahwa vendor yang telah disebutkan ditambah dengan fotografer dan videografer sering dibawa calon pengantin dari daerah asal ke daerah tujuan pernikahan, dalam hal ini dari Indonesia ke luar negeri, agar chemistry antara calon pengantin dengan vendor lebih terbangun dan dapat memudahkan komunikasi. "Sebenarnya fotografer, videografer, makeup-artist itu sangat penting karena build chemistry sendiri kalau membawa dari Indonesia," ujar Jessica menanggapi Nadia.
Namun terkadang pemilihan WO, baik dari daerah asal maupun daerah tujuan pernikahan, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika penggunaan jasa WO dari daerah asal dapat memudahkan komunikasi dan lebih mudah untuk membangun chemistry, maka penggunaan jasa WO dari daerah tujuan pernikahan lebih untuk memahami seluk beluk daerah tersebut, memiliki koneksi yang dengan vendor lokal, serta mengetahui aturan yang berlaku di lokasi, dan sebagainya. "Kalau WO sebenarnya plus minus. Bisa dibawa dari Indonesia juga atau memang yang sudah fasih di sana; sudah mengetahui tempatnya, sudah mengenal semua vendor di sana juga," jelas Jessica dalam Bridestory Unveiled The Podcast.
Dan bagi para vendor WO, diskusikanlah dengan klien Anda mengenai kebijakan akomodasi dan transportasi yang disediakan bagi para tamu. Apakah calon pengantin ingin menanggung semua biaya transportasi dan akomodasi tamu atau hanya sebagian saja? Apakah Anda bersama klien akan mengajukan kerja sama kepada pihak penyedia akomodasi dan transportasi untuk menyediakan harga spesial kepada tamu undangan? Tentukanlah anggaran terbaik sehingga baik calon pengantin, para vendor, maupun tamu undangan tidak terbebani.
Perlu diingat bahwa jika klien Anda menginginkan pernikahan destinasi dan membawa Anda sebagai vendor dari daerah asal, Anda perlu memikirkan cara terbaik bagi Anda dan peralatan yang Anda miliki untuk mencapai ke daerah tujuan. Bahaslah hal ini bersama klien Anda sehingga menemukan solusi yang tepat bagi kedua belah pihak.
Destination wedding dI mASA pANDEMI COVID-19
Ditetapkannya COVID-19 sebagai pandemi global membuat penyelenggaraan destination wedding semakin menantang. Bahkan, ketika peraturan PSBB ditetapkan pertama kali, pernikahan destinasi menjadi hal yang mustahil. Mulai dari para tim yang terlibat rawan tertular virus Covid-19, berkurangnya personil di lapangan, hingga regulasi yang berbeda di tiap daerahnya menjadi beberapa faktornya.
Meyliana Tan, Wedding Consultant dari Hilda by Bridestory yang menangani pernikahan destinasi Billy Davidson dan Patricia Devina di kala pandemi membagikan cerita tentang para vendor yang mengalami kesulitan jika ada salah satu dari tim yang dinyatakan positif COVID-19 sehingga perubahan yang mendadak menjadi teman akrab setiap persiapan yang dilakukan, mulai dari perubahan tim yang bertugas hingga membuat rencana terbaru jika ternyata tim tersebut tidak dapat hadir. Untuk itu, Meyliana menyarankan para vendor untuk mengatur jadwal sebaik mungkin sehingga kesehatan fisik dan mental tetap terjaga. Hal ini harus menjadi prioritas para vendor yang terlibat dalam pernikahan destinasi karena kondisi sekarang yang mengharuskan para vendor untuk tetap bugar. "Mengatur jadwal sebaik mungkin sehingga dapat mempersiapkan fisik dan mental untuk tetap sehat karena kondisi yang sekarang memastikan kita harus fit," ujar Meyliana memberikan masukan berdasarkan pengalamannya. Selain itu, buatlah berbagai perencanaan dari A hingga Z sehingga dalam situasi apapun, vendor dapat menangani masalah yang ada dengan tepat dan cepat.
Yang tidak kalah penting adalah mencari tahu kebijakan yang berlaku di daerah tujuan pernikahan untuk menyelenggarakan acara di masa pandemi, mengingat angka penyebaran Covid-19 yang berbeda di tiap daerah sehingga perlakuan yang diterapkan tiap pemerintah daerah tentu akan berbeda. Anda bisa menanyakan mulai dari batasan tamu, aturan jam yang berlaku, hingga apa saja yang perlu disiapkan ketika ingin mengadakan acara. Simak artikel ini untuk membaca pengalaman para vendor dalam menjalankan bisnis di masa pandemi Covid-19.
[[comment.account.data.accountable.data.businessName]] [[comment.account.data.accountable.data.fullName]]
[[ comment.content | extractEmoji ]]